🎁 Cara Menstabilkan Arus Listrik

BeberapaPenyebab Listrik di rumah Naik Turun, dan cara mengatasinya. Penyebab Listrik Naik-turun dan cara mengatasinya. Ada beberapa penyebab terjadinya Listrik di rumah Naik turun,antara lain: Terjadi Gangguan pada jaringan listrik PLN. Jika Tegangan Listrik tidak Stabil (naik turun) dialami pada seluruh Instalasi Listrik yang ada di rumah 11Gunakan grounding pada instalasi listrik anda 12 Pasang Proteksi pada instalasi listrik anda 13 Cek keadaan sekitar anda apakah ada tegangan listrik yang bocor. 14 Jika anda tidak memiliki alat untuk memeriksa tegangan, anda bisa menggunakan punggung telapak tangan 15 Gunakan sandal jepit karet saat naik ke atas atap DaftarMasalah Listrik Yang Sering Terjadi dan Solusinya Gangguan listrik sering terjadi secara tidak terdeteksi, dan tentunya tidak bisa kita lihat dengan mata. Pada umumnya permasalahan jalur listrik yang banyak mengalami gangguan seperti fluktuasi tegangan, atau terputusnya arus listrik. Untuk mengatasi hal tersebut tidaklah mudah, karena untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan pengetahuan Jugadianggap sebagai cara menaikkan tegangan listrik rumah yang efektif. Mengurangi Kebutuhan Arus Listrik Mengurangi kebutuhan arus listrik juga dapat dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kestabilan tegangan. Untuk itu, Anda dapat melakukan koneksi ulang sehingga kebutuhan arus listrik pada jaringan dapat dikurangi. Carakerja stabilizer listrik. (Pixabay) Cara kerja stabilizer sendiri dengan cara membandingkan arus input dari tegangan PLN dengan arus output yang keluar ke rumah tangga. Saat terjadi tegangan input naik atau turun maka stabilizer akan bekerja. Terdapatdua cara mengatasi masalah tidak stabilnya tegangan listrik, yaitu : Gunakan Stabilizer; Cara yang pertama yaitu dengan menggunakan Stabilizer tegangan AC (Stavolt). Tetapi, Stavolt hanya dapat menyeimbangkan tegangan listrik saja, tidak bisa menyimpan energi listrik. Gunakan Uninterruptible Power Supply (UPS) Cara yang kedua yaitu dengan menggunakan alat yang bernama UPS. UPS sering digunakan untuk perangkat seperti komputer dan alat elektronik lainnya. Hitunganuntuk mendapatkan nilai Watt sebesar 25% untuk stabilizer itu adalah : = (150 Watt / 0,75) - 150 Watt. = 200 Watt - 150 Watt. = 50 Watt. Sehingga, total kapasitas stabilizer untuk menstabilkan kulkas dengan konsumsi daya sebesar 150 Watt adalah sebesar 200 Watt. Jika dikonversi ke dalam satu VA (Volt Ampere) yang biasa digunakan Jenisini tidak mempersingkat waktu tunggu dalam menstabilkan listrik, namun cenderung mengorbankan kestabilannyam sehingga kestabilan listrik yang dihasilkan bisa dibilang relatif kurang baik. Sesuaikan dengan kapasitas arus di rumahmu, cara menghitungnya Ampere yang tertera di MCB dikali 22V kali 80% (kinerja maksimal stabilizer) lalu Alatpenghemat listrik akan bekerja dengan cara menstabilkan arus perangkat elektronik. Alat yang satu ini akan mengurangi tarikan awal saat penggunaan listrik. Fungsi utama alat penghemat listrik adalah menyimpan listrik. Sehingga alat ini bisa melepas energi listrik simpanannya untuk membantu tarikan awal tersebut. . 4 menit membaca Stabilizer listrik terbaik dibutuhkan untuk menstabilkan tegangan arus listrik di rumah. Apalagi jika kamu memiliki peralatan elektronik yang cukup banyak. Penggunaan peralatan elektronik di rumah seperti kulkas, komputer, AC, mesin cuci, hairdryer, dan yang lainnya membutuhkan tegangan arus listrik yang stabil. Sayangnya, alat-alat elektronik ini juga memiliki tegangan listrik yang cukup besar di awal penggunaan. Jika kamu tidak menggunakan stabilizer listrik, maka akan terjadi ketidakstabilan tegangan arus listrik saat semua alat dinyalakan di waktu yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan barang elektronik di rumah menjadi lebih cepat rusak. Kinerjanya akan menurun, dan fungsinya bisa error secara perlahan. Baca Juga 8 Daftar AC Hemat Energi Ini Bikin Aman Tagihan Listrik Tak hanya itu, peluang terjadinya korsleting listrik juga sangat mungkin terjadi dan dapat berakibat fatal hingga memicu terjadinya kebakaran. Jadi, fungsi dan kegunaan stabilizer listrik adalah untuk menjaga tegangan arus listrik agar tetap stabil. Terutama saat peralatan elektronik digunakan secara bersamaan atau saat kembali menyala setelah listrik mati. Daftar Stabilizer Listrik Terbaik Berikut ini daftar beberapa stabilizer listrik terbaik yang bisa menjadi pilihanmu saat menggunakan berbagai peralatan elektronik di rumah. Hanya setiap stabilizer listrik bervariasi, tergantung dengan merknya. 1. AVS Perintis XA-1000W Harga Rp250 ribuan. Stabilizer listrik terbaik yang pertama adalah dari merk AVS Perintis dengan tipe XA-1000W. Harganya yang cukup terjangkau sangat direkomendaiskan untuk digunakan di rumah. Suara yang dihasilkan oleh stabilizer ini halus dan tidak menimbulkan getaran yang mengganggu. AVS Perintis XA-1000W memiliki dua colokan dengan tegangan 220 volt, serta sekring circuit yang mampu meminimalisir terjadinya korsleting listrik. Alat-alat elektronik dengan tegangan 180 volt sampai 250 vold cocok menggunakan stabilizer ini. 2. Matsunaga Voltage SVC Harga mulai dari Rp350 ribuan. Jika membahas mengenai daftar stabilizer listrik terbaik, maka merk Matsunaga sudah pasti masuk di dalamnya. Ini adalah merk dagang asal Jepang yang banyak digunakan masyarakat dunia sejak lama. Produk ini sangat awet, rata-rata bisa dipakai hingga 10 tahun bahkan lebih lama lagi. Perlu diketahui, stabilizer Matsunaga diproduksi di Jepang dan Tiongkok. Harga jual produksi Tiongkok lebih murah, terutama jika kamu memilih stabilizer dengan tegangan yang rendah atau umum. 3. Toyosaki SVC-1000N Harga Rp400 ribuan. Stabilizer listrik terbaik selanjutnya adalah merk Toyosaki dengan tipe SVC-1000N. Kamu tak usah khawatir jika terjadi pemadaman listrik bergilir di rumah. Sebab, stabilizer ini memiliki fitur auto return yang segera mentabilkan tegangan arus listrik dengan sangat baik, begitu listrik menyala kembali. Material yang berkualitas juga mampu melindungi peralatan elektronik dari kemungkinan panas mesin. Dinamo kuat, tersedia sekring pengaman, dan pelindung dari sambaran petir yang bisa merusak peralatan elektronik rumahan. 4. Prolink PVR1000D Harga Rp600 ribuan. Jangan buru-buru kaget dengan harga stabilizer listrik terbaik yang satu ini. Sebab, Prolink memberikan tampilan stabilizer dengan desain modern dan beberapa keunggulan yang menarik. Yakni penggunaan parameter digital dengan tampilan LCD, daftar keterangan indikator yang lengkap terdiri dari Normal Indicator, AVR Indicator, Fault Indication, dan Delay Time Setting, fitur pengatur tegangan listrik dari agar terhindar dari overvoltage, dan masih banyak lagi. 5. Samoto Stabilizer 1000VA Harga mulai dari Rp350 ribuan. Stabilizer listrik terbaik selanjutnya adalah dari merk Samoto yang memiliki kapasitas VA. Perlindungan dari risiko korsleting listrik akan terjamin, sekalipun arus listrik di rumahmu sering naik-turun. Tersedia pula fitur kecanggihan dengan soft system dan auto return, dual MCB, meteran analog, dan fitur automatic cooling fan untuk menjaga suhu mesin stabilizer tidak terlalu panas. Jadi, peforma stabilizer listrik terbaik ini rasanya tak perlu diragukan lagi, ya? Baca Juga Cara Membayar Listrik dan Cek Tagihan Listrik dengan Mudah 6. Nisson AVS 1KOE Stabilizer Harga Rp250 ribuan. Nisson AVS 1KOE Stabilizer memiliki sekring pengaman 10A 220VAC untuk mencegah terjadinya korsleting listrik, membuat peralatan elektronikmu tidak mudah rusak. Dinamo pada stabilizer ini juga kuat, tersedia spool tahan panas, dan output yang stabil. Jaminan kestabilan tegangan arus listrik akan terjaga, meskipun rumahmu sering mengalami pemadaman listrik. 7. Minamoto SM10K3 Harga Rp400 ribuan. Minamoto merupakan merk stabilizer listrik terbaik dengan harga menengah namun masih terjangkau. Keunggulan yang dimiliki produk ini adalah fitur cooling system untuk mencegah mesin menjadi panas. Kecepatan menstabilkan tegangan arus listrik juga tak perlu diragukan. Minamoto SM10K3 segera bekerja dengan waktu setengah detik setelah listrik menyala. Sangat cepat, bukan? Itulah daftar stabilizer listrik terbaik yang direkomendasikan. Dengan harga murah, kamu tetap bisa mendapatkan produk stabilizer berkualitas. Makin Untung Belanja Pakai Kartu Kredit Biar makin untung, belanja berbagai kebutuhan rumah lainnya akan lebih hemat dengan kartu kredit. Sebab, kartu kredit memiliki segudang promo diskon menarik yang sayang jika dilewatkan. Tak usah khawatir soal cicilan, sebab nilai cicilan sangat terjangkau sesuai dengan kebutuhanmu. Yuk, miliki kartu kredit terbaik dengan proses mudah lewat pengajuan online melalui platform terpercaya seperti Kami akan membantumu membandingkan berbagai produk kartu kredit cicilan ringan sesuai dengan kebutuhanmu, tanpa proses yang ribet. Nikmati berbagai keuntungan belanja dengan kartu kredit sekarang juga! Ajukan kartu kredit terbaik pilihanmu hanya di Lebih seperti ini Pemahaman kita selama ini mengenai stabilizer adalah sebuah perangkat elektronik untuk mengkondisikan voltase listrik tidak stabil menjadi stabil, sehingga arus listrik dapat dengan aman di konsumsi oleh perangkat elektronik yang terhubung dengannya. Bagaimana prosesnya, itu urusan stabilizer yang menanganinya. Jika memang hanya demikian fungsi stabilizer, mengapa seringkali terdengar kasus stabilizer bermasalah? Logika faktor penentu nilai kapasitas stabilizer Jika mengacu pada pemahaman mengenai stabilizer seperti yang disebutkan di atas, berarti, kondisi voltase listrik tidak stabil sudah pasti akan diterima stabilizer selama menjalankan fungsinya. Sama dengan perangkat elektronik lainnya, stabilizer juga membutuhkan kondisi arus listrik yang stabil saat bekerja menstabilkan voltase. Jadi, saat pekerjaan menstabilkan voltase sedang berlangsung, arus listrik yang dikonsumsi oleh stabilizer harus sudah dalam kondisi stabil. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Bukankah stabilizer juga menggunakan listrik yang sama untuk dan selama bekerja menstabilkan voltase? Saya baru mulai mendapat gambaran dasar tentang cara pemakaian stabilizer ketika setelah membaca uraian manual pemakaian stabilizer milik sahabat saya. Disitu dinyatakan bahwa nilai kapasitas stabilizer harus lebih besar 25% dari kapasitas konsumsi listrik perangkat elektronik yang hendak distabilkan. Berdasarkan informasi tersebut, dalam pemahaman saya, ada sebagian kapasitas yang dimiliki stabilizer memang sengaja harus disisakan / dicadangkan untuk kepentingannya sendiri selama beroperasi dalam kondisi voltase tidak stabil. Jadi, ada sebagian area dari total kapasitas yang sudah menjadi bagian stabilizer sebagai sumber konsumsi daya saat beroperasi. Baik pada saat sedang menstabilkan arus listrik atau tidak, area ini akan terus terpakai selama stabilizer dalam kondisi aktif / menyala. Ketika ada permintaan konsumsi daya arus listrik dari perangkat elektronik yang terhubung dengannya, stabilizer akan mengerjakan pada area yang berbeda. Sehingga, sebelum bekerja menghasilkan output voltase listrik yang stabil untuk perangkat elektronik lain, stabilizer telah terlebih dulu bekerja menstabilkan voltase untuk dirinya sendiri. Dengan demikian, stabilizer tetap dapat melakukan pekerjaannya menstabilkan voltase listrik dengan benar, meski input listrik yang dikonsumsinya dalam keadaan tidak stabil. Kalau pemahaman saya benar seperti itu, artinya, ada dua faktor penentu nilai kapasitas dari sebuah stabilizer, yaitu Nilai kapasitas dari konsumsi daya perangkat elektronik yang terhubung dengannya. Nilai kapasitas konsumsi daya untuk dirinya sendiri. Jadi, seandainya kita hendak menggunakan stabilizer untuk menstabilkan konsumsi daya sebuah perangkat elektronik, kedua nilai tersebut harus kita ketahui dan jumlahkan guna mendapatkan nilai total kapasitas minimal stabilizer. Sehingga, jika menggunakan acuan dari manual pemakaian stabilizer yang saya baca, sebesar 75% dari total kapasitas stabilizer digunakan untuk kepentingan menstabilkan perangkat elektronik. Sisa kapasitas sebesar 25% digunakan untuk dirinya sendiri. Contoh penerapan pemakaian Nilai Kapasitas Stabilizer Misalnya, jika kita hendak menstabilkan input voltase listrik untuk sebuah kulkas dengan konsumsi daya 150 Watt. Dengan mengikuti teori di atas, diperlukan stabilizer dengan nilai kapasitas minimal sebesar 150 Watt + 25% dari 150 Watt. Hitungan untuk mendapatkan nilai Watt sebesar 25% untuk stabilizer itu adalah = 150 Watt / 0,75 – 150 Watt= 200 Watt – 150 Watt= 50 Watt Sehingga, total kapasitas stabilizer untuk menstabilkan kulkas dengan konsumsi daya sebesar 150 Watt adalah sebesar 200 Watt. Jika dikonversi ke dalam satu VA Volt Ampere yang biasa digunakan pada stabilizer, maka nilai kapasitas stabilizer 200 Watt akan menjadi = 200 Watt / 0,8= 250 VA Jika kedua hitungan disederhanakan, maka akan sama dengan = 150 / 0,75 / 0,8= 250 VA Jadi, nilai kapasitas minimal yang dibutuhkan dari stabilizer untuk menstabilkan input voltase listrik kulkas sebesar 150 Watt adalah 250 VA. Namun, secara praktek, nilai hasil perhitungan besaran kapasitas tersebut seringkali bahkan sama sekali tidak dapat digunakan dan berakhir dengan kerusakan pada unit stabilizer. Dimana letak kesalahannya? Ada dua kemungkinan yang bisa menjadi penyebabnya, yaitu Kesalahan pemasangan kabel jalur arus listrik stabilzer. Nilai kapasitas stabilizer yang ternyata masih terlalu rendah. Solusi untuk kemungkinan penyebab pertama, uraiannya telah saya ceritakan di artikel Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah. Sedangkan untuk kemungkinan penyebab kedua, cenderung dikarenakan dinamika peredaran listrik di jaringan kabel akibat perbedaan perilaku mengkonsumsi listrik yang dimiliki perangkat-perangkat elektronik di dalam rumah. Solusi terbaik yang saya ketahui adalah dengan memasang stabilizer untuk menstabilkan listrik sebesar kapasitas listrik yang saat ini terpasang di rumah. Atau kata lain yang lebih sederhana adalah men-stabilizer-kan listrik untuk satu rumah. Menghitung Kapasitas Stabilizer berdasarkan Instalasi Listrik Terpasang Untuk menentukan besaran kapasitas stabilizer sesuai kapasitas listrik terpasang di rumah tidaklah sulit. Sama saja dengan menghitung nilai kapasitas stabilizer untuk sebuah perangkat elektronik. Hanya saja nilainya yang jauh lebih besar dan lebih mudah menghitungnya. Kita hanya perlu menghitung tambahan 25% dari kapasitas listrik terpasang di rumah untuk menentukan nilai stabilizer yang hendak dipasang. Karena, satuan listrik yang digunakan antara stabilizer dengan kapasitas listrik terpasang di rumah adalah sama, yaitu Volt Ampere VA . Rumusnya nilai kapasitas stabilizer = nilai kapasitas listrik / 0,75 Misalnya nilai kapasitas listrik terpasang di rumah adalah 1300 VA. Maka, nilai kapasitas stabilizer yang diperlukan adalah sebesar = 1300 VA / 0,75= 1733,33 VA Nilai sebesar 1733,33 VA itu adalah nilai minimal, yang artinya boleh lebih besar tapi diusahakan jangan kurang dari 1733,33 VA. Stabilizer untuk keperluan satu rumah memiliki cara pemasangan yang berbeda dengan stabilizer untuk satu perangkat elektronik. Mengenai hal itu, saya telah ceritakan juga di artikel Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah. Logika Alasan Tingkat Keamanan yang lebih Baik Setelah kita mengetahui nilai kapasitas stabilizer yang hendak dipasang di satu rumah, maka tindakan selanjutnya adalah menentukan tempat stabilizer harus dipasang. Metode pemasangan / instalasi stabilizer dengan posisi di jalur kabel antara meteran PLN dengan box MCB dalam rumah bertujuan semata-mata untuk melindungi stabilizer dari pengaruh langsung kondisi ekstrim yang mungkin terjadi dari arus listrik. Walaupun kapasitas stabilizer lebih besar dari instalasi listrik terpasang, tidak menjamin untuk pasti dapat bertahan terhadap efek kondisi ekstrim dari ketidakstabilan voltase yang berkesinambungan. Gambar Skema Pemasangan Stabilizer untuk satu rumah Di jalur kabel ini, efek negatif yang mungkin terjadi dari masing-masing jalur input = PLN dan output = dalam rumah akan lebih dulu diminimalisir oleh MCB di masing-masing jalur sebelum mengenai stabilizer. Pada jalur input arus listrik yang berasal dari PLN, MCB pada unit meteran akan menghentikan semua kondisi aliran arus listrik diluar kapasitasnya. Dengan demikian, stabilizer hanya akan mendapatkan kondisi arus listrik masih dalam porsi / batas toleransi kemampuan MCB meteran PLN saja. Selama kapasitas stabilzer lebih besar dari MCB di meteran PLN, besaran arus listrik yang masuk akan tetap lebih kecil daripada kapasitas stabilizer. Sehingga, kondisi apa pun yang terjadi, akan tetap dapat diakomodir oleh stabilizer dengan baik. Arus listrik akan tetap berada pada porsi kapasitas MCB, sehingga stabilizer masih pasti tetap dalam kondisi aman. Konsep yang sama juga akan berlaku pada jalur output. Seandainya terjadi hubungan pendek pada instalasi kabel dalam rumah, arus listrik akan diputuskan oleh MCB yang terpasang pada box MCB. Kalau pun masih ada efek dari kondisi tersebut, stabilizer menerimanya tidak sebesar kondisi awal saat hubungan pendek terjadi. Logika kemampuan kinerja yang lebih Baik Efek listrik hasil kinerja stabilizer untuk satu rumah tidak akan pernah bisa disamaratakan dengan stabilizer hanya untuk satu perangkat elektronik. Ketika kita memasang stabilizer untuk satu kulkas, maka kapasitas ruang yang tersedia untuk stabilizer mengerjakan tugas menstabilkan voltase listrik hanya sebatas untuk kulkas + stabilizer saja. Namun, jika kita memasang stabilizer untuk satu rumah, maka akan selalu tersedia sisa ruang kapasitas yang lebih besar untuk stabilizer mengerjakan tugas menstabilkan voltase. Bisa terjadi seperti itu karena ada perbedaan interval waktu mengkonsumsi listrik yang menjadi bawaan dari masing-masing perangkat elektronik. Selain itu, kita tidak selalu menyalakan semua perangkat elektronik yang ada di rumah secara berbarengan. Seandainya bisa terjadi, paling banyak dua atau tiga perangkat elektronik saja. Kalaupun dipaksakan untuk semua perangkat elektronik menyala di waktu yang bersamaan, tetap masih bisa diakomodir jumlahnya oleh stabilizer. Jadi, selama jumlah daya yang digunakan untuk menyalakan perangkat-perangkat elektronik di rumah masih dalam batas kapasitas listrik terpasang tidak membuat MCB meteran nge-jepret, maka stabilizer tetap bisa bekerja menstabilkan voltase listrik untuk pemakaian setiap perangkat elektronik dengan baik. Aturan kapasitas dan pengaruh fitur stabilizer Besar pemakaian daya yang dapat diakomodasi oleh stabilizer, memang tidak sebesar kapasitas asli yang dimilikinya. Hal ini juga tergantung dari fitur yang dimiliki stabilizer. Pada stabilizer tertentu biasanya == 1733,33 VA. Rumus hitungan untuk kebutuhan penggunaan single-voltase Berdasarkan kapasitas stabilizer VA = 1733,33VA x 0,75 x 0,8= 1300VA x 0,8= 1040 Watt. Berdasarkan kapasitas listrik terpasang Watt = 1040 Watt / 0,8 / 0,75= 1300VA / 0,75= 1733,33 VA. 2. Input 220 Volt – Output 220 Volt & 110 Volt multi-voltase Pada stabilizer tertentu, memiliki fitur voltase ganda multi-voltase sebagai outputnya. Jadi dengan menggunakan stabilizer berfitur multi-voltase, kita dapat membuat dua jalur kabel dengan tegangan berbeda di rumah. Fitur ini berguna bagi anda yang memiliki perangkat elektronik dengan tegangan 110 Volt tanpa harus menggunakan unit pengkonversi voltase transformer step-up step-down. Namun, sebagai konpensasi, kapasitas stabilizer harus lebih besar 50%. Misalnya, kapasitas daya listrik terpasang sebesar 1300VA – 220 Volt. Kapasitas minimal stabilizer untuk dapat mengakomodasi keluaran output multi-voltase harus 1300VA / 0,5 = 2600 VA, dikonversi kesatuan Watt menjadi 2080 Watt. Rumus hitungan untuk kebutuhan penggunaan multi-voltase Berdasarkan kapasitas stabilizer VA = 2600VA x 0,8 x 0,5= 2080 Watt x 0,5= 1040 Watt. Berdasarkan kapasitas listrik terpasang Watt = 1040 Watt / 0,8 / 0,5= 1300VA / 0,5= 2600 VA. 3. Input 220 Volt – Output 110 Volt konversi voltase / transform Fitur meng-konversi voltase ini biasanya sudah termasuk dalam fitur multi-voltase. Hanya keperluan penggunaannya saja yang berbeda. Kapasitas stabilizer yang dapat digunakan untuk mengakomodasi fitur ini adalah sebesar 25%. Jadi diperlukan stabilizer berkapasitas 75% lebih besar untuk mengakomodasi fitur ini. Misalnya, kapasitas daya listrik terpasang sebesar 900VA – 220 Volt 4 Ampere hendak dikonversikan menjadi 900VA – 110 Volt 8 Ampere. Kapasitas minimal daya Watt stabilizer untuk dapat mengakomodasi keluaran output sebesar 110 Volt harus 900VA / 0,25 = 3600VA, yang dikonversi ke satuan Watt menjadi 3600VA x 0,8 = 2880 Watt. Rumus perhitungan untuk kebutuhan meng-konversi voltase Berdasarkan kapasitas stabilizer VA = 3600VA x 0,8 x 0,25= 2880 Watt x 0,25= 720 Watt. Berdasarkan kapasitas listrik terpasang Watt = 720 Watt / 0,8 / 0,25= 900VA / 0,25= 3600VA. Saya kurang memahami bagaimana perlakuan yang harus diterapkan untuk instalasi listrik terpasang bertegangan 110 Volt. Saya hanya melihat ada perbedaan pada nilai satuan Ampere saja antara tegangan 220 Volt dengan 110 Volt. Memisahkan kebutuhan voltase perangkat tertentu Pada kasus-kasus tertentu, ada beberapa perangkat elektronik yang masih memiliki tegangan 110 Volt di rumah. Jika default / standar tegangan di rumah adalah 220 Volt, dapat digunakan satu unit stabilizer tersendiri untuk memenuhi kebutuhan daya perangkat tersebut. Misalnya, tegangan listrik terpasang di rumah 220 Volt, anda hendak menggunakan satu unit stabilizer terpisah untuk mendukung kapasitas daya lemari es satu pintu 78 Watt – 110 Volt. Maka, kapasitas stabilizer yang dibutuhkan adalah = 78 Watt / 0,8 / 0,25= 97,5 / 0,25= 390 VA. Jadi, diperlukan stabilizer berkapasitas minimal 390 VA untuk kebutuhan daya lemari-es 78 Watt – 110 Volt pada tegangan listrik dari 220 Volt. Nilai VA stabilizer beredar dipasaran yang lebih besar dan mendekati nilai 390 VA, adalah 500 VA. Anda tinggal membalikkan hitungannya untuk mengetahui kebenaran kapasitas stabilizer tersebut dalam mendukung daya sebesar 78 Watt – 110 Volt = 500 x 0,8 x 0,25= 400 x 0,25= 100 Watt. Jadi, output yang dihasilkan stabilizer 500 VA dapat mengakomodir pemakaian daya sebesar 100 Watt pada tegangan 110 Volt. Apakah besar kapasitas stabilizer yang lebih kecil dari instalasi listrik terpasang tidak akan membawa dampak negatif di kemudian harinya? Dalam kondisi instalasi listrik terpasang telah dilengkapi dengan stabilizer, tindakan peng-konversi-an tegangan seperti diatas tidak akan membawa dampak negatif apapun. Saya tidak tahu bagaimana dampaknya pada instalasi listrik terpasang di rumah yang tanpa didukung dengan stabilizer. Penerapan teori aturan kapasitas Dari ketiga dasar aturan teori perhitungan kapasitas stabilizer di atas, penerapan yang pernah saya kerjakan hanya pada teori perhitungan pertama single-voltase. Itu pun tanpa disengaja. Sampai dimana kebenaran dua teori perhitungan lainnya, saya sama sekali tidak mengetahuinya. Yang jelas, untuk kebutuhan menstabilkan listrik pada satu rumah, sebaiknya nilai kapasitas daya stabilizer yang digunakan lebih besar dari nilai kapasitas daya instalasi listrik terpasang. Dasar perhitungan teori kapasitas stabilizer di atas dapat dijadikan parameter untuk menentukan besar kapasitas stabilizer yang dibutuhkan sesuai instalasi terpasang di satu rumah. Tindakan ini, setidaknya, dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya dampak negatif / kerusakan pada stabilizer dari akibat kekurangan cadangan kapasitas sebagaimana yang sebenarnya dibutuhkan. Semoga bermanfaat! 🙂 – Beberapa tahun lalu, sebuah produk bernama Power Balance dalam bentuk gelang populer di kalangan masyarakat. Banyak yang percaya bahwa gelang tersebut dapat meningkatkan keseimbangan bagi pemakai. Namun, fakta terungkap bahwa hal tersebut sekadar gimmick marketing. Setahun ke belakang, sebuah alat yang diduga mampu menjadi penghemat listrik muncul di pasaran dan menimbulkan pro dan kontra. Apakah alat ini benar-benar bisa menghemat listrik atau hanya trik marketing seperti yang dilakukan dengan gelang Power Balance? Manfaat Alat Penghemat Listrik Memahami Fakta Manfaat Alat Penghemat Listrik Sebelum kita memahami lebih dalam tentang alat yang sedang populer ini, mari kita mempelajari manfaat yang ditawarkan sehingga banyak masyarakat luas yang tertarik untuk membelinya. Menstabilkan Arus Perangkat Elektronik Alat ini bekerja dengan cara menstabilkan arus perangkat elektronik. Alat yang satu ini akan mengurangi tarikan awal ketika perangkat elektronik menggunakan listrik. Fungsi utamanya adalah menyimpan listrik sehingga alat ini dapat melepas energi listrik simpanannya untuk membantu pada tarikan awal. Selain itu, sesuai dengan namanya, alat ini juga bisa menghemat biaya pemakaian listrik ketika tarikan tarikan berkurang sehingga bisa memperpanjang usia peralatan listrik. Meningkatkan Efisiensi Jaringan Listrik Berdasarkan manfaat yang ditawarkan, alat ini diklaim mampu meningkatkan efisiensi jaringan listrik. Cara kerjanya sederhana, alat ini akan memperbaiki faktor daya, kemudian menurunkan daya semu yang dihasilkan oleh peralatan listrik lalu kapasitas jaringan listrik bisa lebih maksimal dan akhirnya penggunaan daya listrik tidak ada yang sia-sia. Mencegah Korsleting Alat penghemat listrik bekerja mengurangi panas pada jaringan kabel listrik. Misalnya, pada pemakaian peralatan listrik tidak sesuai dengan ukuran jaringan, sehingga ada potensi terjadi konsleting. Tetapi alat ini yang akan meminimalisasi risiko terjadinya arus pendek yang diakibatkan korsleting dan kebakaran. Arus Listrik Terlindungi Masyarakat luas nyaman menggunakan alat ini karena klaimnya yang dapat melindungi arus listrik di rumah. Pengguna bisa tenang meninggalkan rumah karena alat ini bisa bekerja hingga 24 jam. Peluang terjadinya arus pendek listrik yang bisa menimbulkan kebakaran dapat direduksi dengan bantuan alat penghemat listrik. Memahami Fakta Alat penghemat listrik sudah bukan produk baru bagi masyarakat Indonesia. Banyak produsen yang berlomba-lomba menciptakan produknya sendiri dan mengklaim mampu menghemat energi listrik sehingga dapat mengurangi biaya listrik setiap bulan. Meskipun manfaatnya menggiurkan, kamu jangan terlalu buru-buru untuk membelinya. Kamu perlu mengetahui dan memahami dulu mengenai faktanya. Apakah alat tersebut memang memberikan keuntungan yang nyata? Pada umumnya, alat penghemat listrik berbentuk kotak kecil, mirip seperti powerbank yang mengandung komponen listrik. Sejumlah ahli dari Kepala Laboratorium Pengukuran Listrik Departemen Elektrik Engineering Universitas Indonesia pun sudah pernah memastikan kandungan dari alat ini. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa alat ini terdiri dari satu komponen inti yang disebut kompresor, lalu kapasitor yang dilengkapi dengan saklar, lampu indikasi, dan voltmeter atau alat pengukur tegangan. Rancangan dari alat yang diklaim dapat mengurangi biaya listrik hingga lebih dari 50 persen hanya berlaku sebagai beban listrik reaktif kapasitif yang mampu mengimbangi beban listrik induktif. Sederhananya, alat tersebut bisa menstabilisasi kinerja alat elektronik, tetapi hanya dalam kapasitas tertentu saja. Hasil Penelitian Tidak Terbukti Mengurangi Biaya Listrik Mengingat populernya penjualan alat ini, PT. PLN Perusahaan Listrik Negara sebagai lembaga resmi pemerintahan untuk jasa penyedia listrik nasional juga berpartisipasi dalam membuktikan manfaat dari alat yang dijual di rentang harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. PLN sudah melakukan uji coba dan hasilnya terbukti bahwa penggunaan alat ini tidak efektif atau sama sekali tidak mempengaruhi biaya tagihan listrik bulanan. Uji coba tersebut juga dilakukan sejumlah laboratorium teknik dilakukan dengan metode pengukuran langsung nilai daya dan energi, sudut fasa, harmonisa, serta pengamatan bentuk gelombang arus dan tegangan menggunakan peralatan Power Quality and Energi Analyzer dan Osiloskop. Pengukuran dilakukan pada dua kondisi, yaitu ketika alat kompensator daya digunakan dan tanpa alat kompensator daya. Hasil uji coba dari berbagai merek pun sama, pemakaian alat kompensator daya tidak memberikan efek terhadap konsumsi daya aktif oleh beban. Ini artinya alat kompensator daya tidak dapat mengurangi konsumsi energi listrik dan tidak mempengaruhi pengukuran energi pada kWh meter. Produk yang dijual di pasaran adalah komponen pasif yang terdiri dari kapasitor dengan rangkaian pendukungnya. Apabila terpasang pada beban rumah tangga sifatnya resistif, penggunaan alat ini justru memperburuk faktor daya dan akan memperbesar energi terukur. Secara sederhana, alat tersebut bekerja dengan mengurangi energi reaktif VAr, bukan energi aktif Watt, sedangkan yang dibayar konsumen adalah energi aktif Watt x waktu pemakaian, dengan satuannya kilo Watt-Jam atau kWh. Lebih ke Tujuan Komersial Dengan klaim manfaat yang dapat menurunkan biaya tagihan listrik, faktanya alat penghemat listrik tidak benar-benar terbukti bisa melakukan hal tersebut. Sama seperti gelang Power Balance, promosi alat tersebut secara masif merupakan trik marketing yang bertujuan meningkatkan penjualan komersial secara masif. Terkait produk yang menawarkan manfaat untuk menghemat listrik, Pemerintah Indonesia sebenarnya telah menerbitkan UU Nomor 30 tahun 2009 pasal 54 yang menegaskan setiap orang yang melakukan kegiatan usaha jasa penunjang tenaga listrik tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan dengan paling banyak denda Rp2 miliar. Jadi, masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam menanggapi produk yang terlihat sangat bagus untuk menjadi kenyataan. Jika memang ada produk yang menawarkan manfaat yang menggiurkan, pastikan untuk mengecek keasliannya sebelum membeli.

cara menstabilkan arus listrik