đȘ Tembaga Digunakan Sebagai Bahan Pembuat Kabel Listrik Karena
ï»żKabeltembaga adalah media terpandu yang biasanya terdiri dari kabel tembaga yang memungkinkan transmisi data dari stop ke yang lain. Kabel tembaga karena sifatnya yang konduktif banyak digunakan sebagai media transmisi data selama 50 tahun sebelumnya. Pada kabel tembaga, data ditransmisikan karena pergerakan elektron.
Kemampuanmenyearahkan arus, membuat dioda sering digunakan untuk mengontrol arus listrik. 1. Sebutkan komponen-komponen listrik dan fungsinya! 2. Buatlah rangkaian listrik sederhana secara seri dengan 3 lampu, baterai, kabel, dan 1 saklar. Oleh karena itu kabel yang dipakai pada rangkaian listrik karena kabel terbuat dari tembaga yang
Jawaban(1 dari 2): Perak lebih bagus dari tembaga berdasarkan konduktivitasnya dalam menghantarkan listrik Dibawah perak, baru tembaga, emas, aluminium, dst. Sayangnya perak jauh lebih mahal dan tersedia dalam jumlah jauh lebih sedikit dibanding tembaga, sehingga pilihan utama bahan kabel list
LarutanCo2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system peramalan cuaca ; 7. Kegunaan Nikel Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat Pelapis besi (pernekel) Sebagai katalis 8. Kegunaan Tembaga Bahan kabel listrik
Selainitu jenis jenis bahan konduktor ini juga biasanya kerap dijadikan sebagai jenis alat penyangga kabel transmisi listrik yaang letaknya berada di tiang listrik. Namun sejumlah bahan bahan yang digolongkan kedalam jenis bahan isolator ini, tidak semuanya sempurna. Dimana hal ini disebabkan oleh karena isolator masih bisa membawa muatan pada
Gambar322 Tembaga digunakan sebagai kabel listrik Sumber Science Discovery 1991 from - UP1104 at Universitas Pertamina
Gambardibawah adalahsusunan standar kabel cross over. Contoh penggunaan kabel cross over adalah sebagai berikut : Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada kabel straight maupun cross over) hanya 4 buah saja yang digunakan untuk mengirim dan menerima data, yaitu kabel pada pin no 1,2,3 dan 6.
Tembagaideal digunakan sebagai kabel jaringan listrik karena mudah ditangani, dapat ditarik menjadi kawat halus, dan memiliki konduktivitas listrik tinggi. Efek Kesehatan Tembaga. Tembaga bisa ditemukan dalam berbagai jenis makanan, dalam air minum, dan di udara. Karena itu, manusia menyerap sejumlah tembaga saat makan, minum, dan bernapas.
PemahamanMengenai Kabel Listrik. Kabel adalah komponen penting didalam instalasi listrik, yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari satu titik ke titik yang lain. Analogi dengan kabel adalah pipa air. Sebagai pemahaman dasar ada baiknya kita mengenal apa itu konduktor dan isolator.
. Dalam keseharian, kamu pasti udah tidak asing sama listrik. Listrik ibarat nyawa dari peralatan elektronik yang kamu punya, mulai dari smartphone, laptop dan peralatan elektronik lainnya. Nah, listrik ini tidak bisa dilepaskan dari peran kabel dengan kawat tembaga di dalamnya. Fungsinya buat menghantarkan arus listrik ke alat-alat elektronik yang kamu miliki biar bisa berfungsi. Lantas pernah gak kamu kepikiran, kenapa kabel itu kebanyakan pakai kawat tembaga? Memang kalau pakai logam lain kenapa? Menurut Direktur International Copper Association ICA, wilayah Asia Timur dan Tenggara, Collin May saat ditemui di Aula Timur ITB Kota Bandung mengatakan jika di era Industri peralatan elektronik/ listrik harus memiliki penghantar panas yang baik, dan tembaga adalah penghantar panas terbaik. "Tembaga memiliki tingkat konduktif 30% lebih tinggi dibandingkan logam lainnya" tegasnya. Selain itu, ada fakta lain seputar tembaga seperti berikut ini. 1. Hambatan paling kecil. Nilai hambatan jenis rho tembaga paling kecil jika dibandingkan dengan jenis logam seperti besi atau alumunium. Nilai hambatan dari tembaga adalah 1,68 x 10 -8 m. Nah, semakin kecil rho ini maka arus listriknya gak akan banyak terbuang, apalagi jarak antara pembangkit dengan rumah kamu bisa sampai puluhan kilometer. Jadi kebayang kan, jika hambatannya besar maka standar listrik yang sampai ke rumah kamu juga bakal jauh dari standar. 2. Paling ekonomis. Meski rho dari tembaga ini bukan yang terkecil, namun dari segi harga paling ekonomis dong. Misalnya perak atau emas, rho-nya lebih kecil dari tembaga, namun harganya lebih mahal dari tembaga. Jadi buat satu meter kabel listrik udah kebayang kan berapa rupiah yang harus kamu keluarkan. 3. Mudah melebur. Tembaga punya sifat mudah menyerap panas sekaligus mudah melepaskan panas. Sehingga ada gangguan arus listrik maka kabel tembaga ini akan putus. Peningkatan suhu tembaga secara cepat ini dimanfaatkan untuk peralatan listrik yang menggunakan prinsip perubahan suhu panas thermo, misalnya pada MCB atau Sikring. 4. Lentur. Kabel tembaga ini punya keunggulan dari segi kelenturan, sehingga memudahkan dalam pemasangan jaringan atau instalasi listrik. Selain itu juga masa jenis dari tembaga ini cukup kecil sehingga cukup ringan saat dipasang dalam suatu instalasi listrik. Itulah 4 alasan kenapa kabel listrik banyak yang menggunakan kabel tembaga. Jadi coba deh cek instalasi listrik di rumah kamu, dan pastikan semua sudah menggunakan bahan-bahan terbaik buat menghindari beban panas berlebih biar tidak terjadi kebakaran.
PertanyaanBarang tambang yang digunakan untuk membuat kabel listrik dan dikenal sebagai konduktor panas, serta penghantar listrik yang baik adalah ....Barang tambang yang digunakan untuk membuat kabel listrik dan dikenal sebagai konduktor panas, serta penghantar listrik yang baik adalah .... Marmer Kuarsa Nikel Kaolin Tembaga EAE. AnggraeniMaster TeacherMahasiswa/Alumni Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HamkaJawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah barang tambang banyak dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, salah satunya barang tambang tembaga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan suku cadang, bahan pembuatan alat-alat elektronik, dan pembuatan kuningan. Dalam hal ini tembaga bermanfaat karena memiliki sifat penghantar listrik yang baik dan tembaga sering digunakan pada bidang kelistrikan seperti pembuatan kabel listrik. Jadi, jawaban yang tepat adalah barang tambang banyak dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, salah satunya barang tambang tembaga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan suku cadang, bahan pembuatan alat-alat elektronik, dan pembuatan kuningan. Dalam hal ini tembaga bermanfaat karena memiliki sifat penghantar listrik yang baik dan tembaga sering digunakan pada bidang kelistrikan seperti pembuatan kabel listrik. Jadi, jawaban yang tepat adalah E. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!2rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
ArticlePDF AvailableAbstractKemampuan hantar kabel listrik ditentukan oleh nilai KHA Kemampuan Hantar Arus yang dimiliki oleh material konduktor. Di sisi lain, daya hantar konduktor sangat dipengaruhi oleh jenis bahan, luas penampang, serta nilai tahanan yang dimiliki oleh bahan konduktor. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan bahan konduktor untuk kabel listrik dengan memanfaatkan deposit tembaga dari limbah PCB dan scrap dari sisa machining. Penelitian yang dilakukan meliputi peleburan deposit dan scrap tembaga menjadi ingot untuk selanjutnya dilakukan pengujian komposisi kimia dan nilai tahanannya. Hasil uji yang diperoleh dibandingkan terhadap nilai kadar Cu dan hambatan dari kabel komersial yang beredar di pasaran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bahan konduktor dari deposit dan scrap tembaga mempunyai kandungan tembaga Cu sekitar 92% dan nilai tahanan 0,4-0,6 m. Nilai tersebut memiliki kualitas yang lebih baik apabila dibandingkan dengan konduktor kabel listrik yang beredar di pasaran dengan kandungan tembaga Cu antara 86%-97% dan nilai tahanan 8-11 kunci konduktor, kabel listrik, deposit, scrap, tembaga Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Pembuatan Bahan Konduktor Kabel Listrik dari Deposit dan Scrap Tembaga Mohamad Marhaendra Ali dkk *Corresponding author 63 Email DOI PEMBUATAN BAHAN KONDUKTOR KABEL LISTRIK DARI DEPOSIT DAN SCRAP TEMBAGA CASTING PROCESS OF ELECTRICAL CABLE CONDUCTOR MATERIAL FROM COPPER DEPOSIT AND SCRAP Mohamad Marhaendra Ali, Arif Indro Sultoni* Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya Jl. Jagir Wonokromo No. 360 Surabaya Diterima 10 Oktober 2019 Direvisi 4 November 2019 Disetujui 2 Desember 2019 ABSTRAK Kemampuan hantar kabel listrik ditentukan oleh nilai KHA Kemampuan Hantar Arus yang dimiliki oleh material konduktor. Di sisi lain, daya hantar konduktor sangat dipengaruhi oleh jenis bahan, luas penampang, serta nilai tahanan yang dimiliki oleh bahan konduktor. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan bahan konduktor untuk kabel listrik dengan memanfaatkan deposit tembaga dari limbah PCB dan scrap dari sisa machining. Penelitian yang dilakukan meliputi peleburan deposit dan scrap tembaga menjadi ingot untuk selanjutnya dilakukan pengujian komposisi kimia dan nilai tahanannya. Hasil uji yang diperoleh dibandingkan terhadap nilai kadar Cu dan hambatan dari kabel komersial yang beredar di pasaran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bahan konduktor dari deposit dan scrap tembaga mempunyai kandungan tembaga Cu sekitar 92% dan nilai tahanan 0,4-0,6 m. Nilai tersebut memiliki kualitas yang lebih baik apabila dibandingkan dengan konduktor kabel listrik yang beredar di pasaran dengan kandungan tembaga Cu antara 86%-97% dan nilai tahanan 8-11 m. Kata kunci konduktor, kabel listrik, deposit, scrap, tembaga. ABSTRACT The conductivity of electrical cables is determined by the value of the current conductivity of the conductor material. On the other hand, the conductivity of conductors is strongly influenced by the type of material, cross-section area, and the resistance of conductor material. In this research, conductor material for electrical cables was made by utilizing copper deposit from PCB waste and scrap from the waste of the machining. Research carried out included the melting of copper deposit and scrap into ingots for further testing of the chemical composition and value of the resistance. The test results were compared with the Cu content and resistance of commercial cables on the market. The test results showed that the conductor material from copper deposit and scrap had a copper content Cu of about 92% and a resistance value of - m. This value had a better quality compared to that of electrical cable conductors circulating in the market with copper content Cu between 86% - 97% and a resistance value in the range of 8-11 m. Keywords conductor, electrical cable, deposit, scrap, copper PENDAHULUAN Sampah elektronik e-waste adalah limbah yang berasal dari peralatan elektronik yang telah rusak, bekas dan tidak digunakan lagi oleh pemakainya. Sampah elektronik merupakan jenis limbah yang pertumbuhannya paling tinggi tiap tahunnya. Dalam setiap sampah elektronik terkandung material dan logam berharga selain mengandung pula bahan berbahaya dan beracun B3 yang dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan jika sampah elektronik tidak dikelola dengan baik. Karena sifatnya tersebut, terjadi banyak kasus pengiriman sampah elektronik dari negara maju ke negara berkembang. Beberapa komponen peralatan listrik dan elektronik bekas maupun limbahnya e-waste membutuhkan pengelolaan yang memenuhi syarat, karena mengandung bahan berbahaya dan beracun B3. Circuit board, misalnya, mengandung logam berat seperti antimon, chromium, zinc, timbal, perak, dan Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Desember 2019 63-68 64 tembaga. Sedangkan CRT Cathode Ray Tube mengandung oksida timbal. Jika peralatan elektronik bekas atau telah menjadi limbah didaur ulang, maka diperlukan tata cara daur ulang yang bersifat ramah lingkungan. Bila akan dibuang ke lingkungan, harus dilakukan tindakan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan dapat terhindari [1]. Xiao, dkk [2] mereview berbagai macam cara untuk melakukan daur ulang terhadap limbah kawat dan kabel. Manivannan [3] meneliti recovery tembaga dari PCB dengan cara leaching sehingga diperoleh presipitasi tembaga sulfat. Konduktor adalah zat atau bahan baik berupa zat padat, cair atau gas yang bersifat menghantarkan energi, baik energi listrik maupun energi kalor. Di sisi lain, isolator yaitu zat atau bahan yang tidak dapat menghantarkan energi. Makin kecil hambatan jenis pada suatu konduktor maka makin baik material tersebut dalam menghantarkan listrik. Tabel 1 menunjukkan bahwa unsur tembaga Cu dan perak Ag mempunyai hambatan jenis yang relatif kecil, sehingga keduanya banyak digunakan sebagai bahan penghantar energi listrik pada komponen elektronika seperti kabel listrik. Lebih lanjut lagi, makin besar nilai konduktivitas suatu material maka makin baik performanya dalam menghantarkan panas [4]. Pada Tabel 2 ditunjukkan bahwa unsur tembaga Cu dan perak Ag mempunyai konduktivitas yang relatif besar sehingga paling sesuai untuk digunakan sebagai bahan pembuat konduktor listrik. [5] Tabel 1. Hambatan Jenis Beberapa Bahan Konduktor [4] Tabel 2. Konduktivitas Beberapa Bahan Konduktor [5] Konduktivitas Termal Watt cm-1K-1 Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator adalah pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastic atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari tembaga ataupun aluminium. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA Kemampuan Hantar Arus yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan Hantar Arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik. Ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN [6]. Proses pengecoran tembaga itu sendiri sangatlah kompleks sebagaimana dikemukakan oleh Friedrich,dkk [7]. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pembuatan bahan konduktor untuk kabel listrik dengan peleburan deposit tembaga dari penelitian sebelumnya [8] dan scrap tembaga yang diperoleh dari sisa machining. Hasil uji KHA dan kuat tarik ingot dibandingkan terhadap konduktor kabel yang beredar di pasaran. BAHAN DAN METODE Pelaksanaan percobaan dilakukan di Baristand Industri Surabaya serta UPT Logam dan Lingkungan Industri Kecil LIK Sidoarjo. Diagram pelaksanaan percobaan ditunjukkan pada Gambar 1. Bahan dan peralatan yang diperlukan sebagai berikut Perancangan Sistem Mikrogrid Cerdas Berbasis Energi Terbarukan untuk Pabrik Es Nelayan Kapatitas 4 KW 65 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deposit tembaga dari limbah PCB sebagai hasil penelitian terdahulu [8] dan scrap tembaga yang diperoleh dari sisa machining di industri kawasan LIK Sidoarjo. Peralatan Percobaan menggunakan peralatan yang tersedia di laboratorium, antara lain tanur listrik min 1300°C, cawan keramik, alat pencetak, Earth Continues Tester, multimeter, dan mesin tarik Ultimate Tensile Machine Deposit Tembaga dari Limbah PCBScrap TembagaPeleburan pada Suhu 1300°CPenuangan pada MoldUji TarikSpesimen Uji Tarik & Uji Daya Hantar KHAUji KHA Tembaga CairBahan BakuGambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Percobaan Alur pengujian dilakukan beberapa tahap untuk mengetahui karakteristik bahan baku konduktor kabel listrik yang telah dibuat dari deposit dan scrap tembaga. Adapun tahap-tahap pengujiannya adalah sebagai berikut 1. Penentuan kadar Cu, Ag, Fe, Zn, Pb, Cr pada konduktor kabel peralatan listrik rumah tangga yang ada di pasaran 2. Penentuan kadar Cu, Ag, Cr, Zn, Fe, Pb hasil peleburan deposit dan scrap tembaga ketika uji coba di UPT Logam dan Lingkungan Industri Kecil LIK Sidoarjo 3. Pelaksanaan uji tarik konduktor kabel terhadap peralatan listrik rumah tangga yang tersedia di pasaran dan pengambilan contoh dilakukan secara acak 4. Pelaksanaan uji tarik ingot dari bahan deposit dan scrap tembaga. 5. Pengujian KHA terhadap konduktor kabel listrik dan ingot tembaga HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Unsur Kimia Hasil uji kadar Cu, Ag, Fe, Zn, Pb, Cr pada konduktor kabel peralatan listrik rumah tangga yang ada di pasaran tercantum pada Tabel 3. Pengujian dilakukan terhadap 3 jenis kabel listrik yang menempel pada peralatan listrik rumah tangga, yaitu Konduktor kabel listrik kipas angin dengan standar IEC 53 Konduktor kabel listrik pompa air listrik dengan standar IEC 57 Konduktor kabel listrik setrika listrik Tabel 3. Hasil Uji Unsur Kimia Konduktor Kabel pada Peralatan Listrik Rumah Tangga Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa kabel konduktor pompa air mempunyai kadar tembaga lebih besar daripada kabel konduktor kipas angin dan setrika listrik. Hasil uji kadar unsur kimia hasil peleburan ingot dengan bahan baku deposit dan scrap tembaga Gambar 2 tercantum pada Tabel 4 Gambar 2. Sampel Hasil Peleburan Deposit dan Scrap Tembaga Beserta Cetakannya Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Desember 2019 63-68 66 Tabel 4. Hasil Uji Unsur Kimia Hasil Peleburan Deposit dan Scrap Tembaga Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa hasil peleburan deposit dan scrap menghasilkan kadar tembaga lebih besar daripada kabel untuk kipas angin dan setrika dan mendekati kadar tembaga kabel listrik pompa air. Hasil Uji Tarik Uji tarik dilakukan sesuai dengan SNI 07-0371-1998 menggunakan alat uji Ultimate Tensile Machine [9]. Uji tarik hanya dilakukan terhadap sampel konduktor kabel listrik yang ada di pasaran dan ingot tembaga hasil peleburan. Konduktor kabel listrik dengan diameter 0,68 mm mempunyai nilai kuat tarik sebesar 330,59 N/mm2, sedangkan ingot dengan diameter sekitar 13,28 mm mempunyai nilai kuat tarik sebesar 242,40 N/mm2. Sampel konduktor kabel listrik mengikuti persyaratan uji tarik menurut SNI [9]. Perhitungan pada pengujian kuat tarik yaitu berat beban dibagi dengan luas area. Dalam hal ini, komposisi bahan sangat berpengaruh terhadap berat beban untuk pengujian kuat listrik. Biasanya, bahan dengan komposisi yang baik mempunyai kuat tarik lebih tinggi. Hasil Uji Daya Hantar KHA Hasil uji daya hantar konduktor kabel listrik tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Daya Hantar Konduktor Kabel Listrik Keterangan sampel Konduktor kabel listrik kipas angin dengan standar IEC 53 pada arus 6A Konduktor kabel listrik kipas angin dengan standar IEC 53 pada arus 10A Konduktor kabel listrik pompa air listrik dengan standar IEC 57 pada arus 6A Konduktor kabel listrik pompa air listrik dengan standar IEC 57 pada arus 10A Konduktor kabel listrik setrika listrik pada arus 6A Konduktor kabel listrik seterika listrik pada arus 10A Hasil uji daya hantar sampel ingot hasil peleburan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Daya Hantar Sampel Ingot Hasil Peleburan Perbandingan Hasil Uji Hasil uji kadar Cu, Fe, Pb, Cr hasil ingot tembaga dibandingkan dengan konduktor kabel peralatan listrik rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil perbandingan ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konduktor kabel listrik yang dibuat dari ingot tembaga. Tabel 7. Perbandingan Hasil Uji Unsur Kimia Konduktor Kabel Peralatan Listrik Rumah Tangga dengan Hasil Peleburan Ingot Tembaga Keterangan sampel Konduktor kabel listrik kipas angin dengan standar IEC 53 Konduktor kabel listrik pompa air listrik dengan standar IEC 57 Konduktor kabel listrik pada setrika listrik Ingot hasil peleburan tembaga Perancangan Sistem Mikrogrid Cerdas Berbasis Energi Terbarukan untuk Pabrik Es Nelayan Kapatitas 4 KW 67 Bahan baku yang baik mempunyai nilai kadar tembaga Cu yang relatif tinggi karena sifat tembaga sebagai penghantar listrik banyak digunakan pada komponen elektronika. Hasil perbandingan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa unsur tembaga Cu menjadi acuan komposisi bahan yang baik untuk dijadikan sebagai penghantar listrik karena sifat kimianya mempunyai hambatan jenis yang kecil dan konduktifitas yang relatif besar. Sedangkan unsur yang lain yaitu Fe, Pb, Cr, Ni, Zn, Ag dan unsur-unsur lain tidak dijadikan sebagai acuan karena sifat kimianya kurang baik sebagai bahan penghantar listrik. Konduktor kabel listrik yang ada dipasaran sampel A, B, dan C mempunyai kandungan tembaga Cu antara 86% â 97%. Ingot tembaga hasil peleburan pada sampel D mempunyai kadar tembaga sekitar 92%, yang berada pada kisaran kadar tembaga yang terdapat dalam konduktor kabel listrik komersial. Hasil ini menunjukkan bahwa sampel hasil uji coba memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai pengganti bahan baku konduktor kabel listrik komersial yang ada di pasaran. Hasil uji daya hantar sampel ingot tembaga dibandingkan terhadap konduktor kabel peralatan listrik rumah tangga komersial, yang disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan Daya Hantar Konduktor Kabel Peralatan Listrik Rumah Tangga dengan Ingot Tembaga Keterangan sampel A, B, C, D, E, F sama dengan Tabel % Hasil peleburan bahan baku ingot tembaga sebagai referensi pada arus 6A Hasil peleburan bahan baku ingot tembaga sebagai referensi pada arus 10A Daya hantar yang baik mempunyai nilai tahanan yang relatif kecil terhadap arus dan tegangan yang diberikan. Konduktor kabel listrik yang ada di pasaran pada sampel A, B, C, D, E, dan F mempunyai hambatan relatif kecil antara 8 â 11 m, sehingga sampel dengan daya hantar listrik yang baik adalah sampel yang mempunyai nilai tahanan tidak terlalu banyak berbeda dengan nilai tahanan konduktor kabel listrik tersebut. Bahan baku ingot tembaga pada sampel G dan H mempunyai nilai tahanan yang kecil yaitu 0,46 m dan 0,59 m. Nilai ini menunjukkan bahwa sampel ingot tembaga mempunyai daya hantar yang lebih baik apabila dibandingkan dengan bahan penghantar listrik yang dijual secara komersial. Korelasi antara komposisi kadar tembaga terhadap daya hantar listrik pada beberapa sampel uji dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hubungan Antara Kadar Tembaga Cu terhadap Tahanan Daya Hantar Listrik Keterangan sampel Konduktor kabel listrik kipas angin dengan standar IEC 53 pada arus 6A Konduktor kabel listrik pompa air listrik dengan standar IEC 57 pada arus 6A Konduktor kabel listrik setrika listrik pada arus 6A Ingot hasil peleburan tembaga pada arus 6A Hubungan antara kadar tembaga Cu dengan tahanan daya hantar listrik beberapa sampel uji pada Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai kadar tembaga dapat mempengaruhi daya hantar listrik jika ditinjau dari nilai tahanannya. Makin kecil nilai tahanan maka makin besar nilai daya hantarnya. Konduktor kabel listrik yang beredar di pasaran mempunyai kadar tembaga Cu antara 86%â97% dan nilai tahanan 8â11 m. Hasil yang terukur pada konduktor kabel listrik ini menjadi acuan pada ingot tembaga. Bahan dari ingot tembaga mempunyai kadar tembaga Cu sekitar 92% dan nilai tahanan 0,4-0,6 m sehingga mempunyai daya hantar yang baik dan dapat dikembangkan sebagai pengganti bahan baku konduktor kabel listrik Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Desember 2019 63-68 68 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Nilai kadar tembaga dapat mempengaruhi daya hantar listrik bila ditinjau dari besarnya nilai tahanan. Makin kecil nilai tahanan maka makin besar nilai daya hantarnya. Konduktor kabel listrik yang beredar di pasaran mempunyai kadar tembaga Cu sekitar 86% untuk produk kabel kipas angin dan setrika listrik, dan 97% untuk produk kabel pompa air dengan nilai tahanan 8-11 m. Ingot tembaga dari deposit dan scrap mempunyai kadar tembaga Cu sekitar 92%, dengan nilai tahanan sebesar 0,4â0,6 m. Bahan tersebut mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan sebagai pengganti bahan baku konduktor kabel listrik pompa air sesuai IEC 57. Saran Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengetahui karakteristik serta nilai komposisi kimia dan nilai tahanan terhadap daya hantar listrik pada lingkup percobaan yang telah dilakukan. Penelitian serupa dapat dikembangkan dengan melakukan modifikasi pada proses peleburan yang lebih sesuai agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA [1] U. Kumar, Dr DN Singh, "Electronic Waste Emerging Health Threatsâ, International Journal of Engineering Research and Development, vol. 9, 2014. [2] Sa Xiao, Wei Xiong, Lijun Wang and Qiaolin Ren, "The Treatment Technology of Recycling Scrap and Cable", 4th International Conference on Sustainable Energy and Environmental Engineering, 2015. [3] Manivannan Sethurajan and Eric D. van Hullebusch, âLeaching and Selective Recovery of Cu from Printed Circuit Boardsâ, Metals, MDPI, pp. 1-12, September, 2019. [4] FR Ficket, "Electrical Properties of Materials and Their Measurement at Low Temperature", NBS Publication, US Government Printing, 1982 [5] R W Powell, C Y Ho, P E Liley, "Thermal Conductivity of Selected Material", NBS Publication, US Government Printing, 1966 [6] SPLN 42-21991 âKabel Berisolasi dan Berselubung PVC Tegangan Pengenal 300/500Vâ, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan. 1991. [7] Bernd Friedrich and Christoph KrĂ€utlein, âMelt Treatment of Copper and Aluminium- The Complex Step Before Castingâ, Proceedings of The International Conference on Continous Casting of Non-Ferrous Metals, Wiley-Vch, DGM,pp 3-22, 2016. [8] Handaru Bowo Cahyono dan Nurul Mahmida Ariani, âReduksi Tembaga Dalam Limbah Cair Proses Etching Printing Circuit Board PCB Dengan Proses Kimiaâ, Jurnal Riset Industri, Vol pp. 113-121Vol 8 2014 [9] Batang Uji Tarik Untuk Bahan Logam, SNI 07-0371-1998, Badan Standardisasi Nasional BSN, 1998. [10] Peranti listrik rumah tangga dan sejenis- Keselamatan-Bagian 1 Persyaratan Umum, SNI IEC 60335-12009, BSN, 2009. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this circuit boards PCBs, a typical end-of-life electronic waste, were collected from an E-waste recycling company located in the Netherlands. Cu and precious metal concentration analyses of the powdered PCBs confirm that the PCBs are multimetallic in nature, rich, but contain high concentrations of Cu, Au, Ag, Pd, and Pt. Ferric sulfate concentration 100 mM, agitation speed 300 rpm, temperature 20 °C, and solid-to-liquid ratio 10 gLâ1 were found to be the optimum conditions for the maximum leaching of Cu from PCBs. The ferric sulfate leachates were further examined for selective recovery of Cu as copper sulfides. The important process variables of sulfide precipitation, such as lixiviant concentration and sulfide dosage were investigated and optimized 100 ppm of ferric sulfate and coppersulfide 13 molar ratio, respectively. Over 95% of the dissolved Cu from the multimetallic leachates was selectively precipitated as copper sulfide under optimum conditions. The characterization of the copper sulfide precipitates by SEM-EDS analyses showed that the precipitates mainly consist of Cu and S. PCBs can thus be seen as a potential secondary resource for increasing concerns about global warming and its relation with greenhouse gas emission is opening a new opportunity for the development of alternative electric generators. In this context, thermoelectric generators, that are able to convert thermal energy directly from a temperature gradient into electrical energy, without any gas emission, can be easily integrated in combustion engine vehicles and photovoltaic systems, increasing the efficiency of energy conversion processes. The operation of thermoelectric generators is based on the Seebeck effect, and their efficiency is evaluated by the figure of merit ZT, which depends on the Seebeck coefficient S, dc electrical conductivity and thermal conductivity λ of the chosen thermoelectric materials, as a function of temperature T. Each of those macroscopic quantities are related with microscopic parameters such as carrier mobility ÎŒ, effective mass m* and carrier concentration n. Thermoelectric materials can also be set up to function as refrigerator devices. In this case, when an electric current is driven through the thermoelectric device, it works as a heat pump, where heat is pumped from the source at a lower temperature to the heat sink at a higher temperature. The working principle behind thermoelectricrefrigeration is Peltier effect, and the efficiency of this conversion process can also be measured using ZT. This chapter will be divided into three sections. Firstly, we will briefly describe the fundamentals of thermoelectric device operation, both as generator or refrigerator. Section 2 is focused on explaining the details of the measurement of the electrical conductivity , the Seebeck coefficient S and the Hall coefficient RH in thermoelectric samples, in a temperature and atmosphere controlled environment. Finally, we present some of the latest results achieved for the figure of merit of n-type and p-type thermoelectric materials and anticipate the future in the field of thermoelectric materials. HoR. W. PowellP. E. Liley JThe work presented in this report comprises the critical evaluation, analysis, and synthesis of the available thermal conductivity data and the generation of recommended values for twelve metallic elements, mainly for the solid state, for a range of graphites, and for three fluids in the gaseous state. These are cadmium, chromium, lead, magnesium, molybdenum, nickel, niobium, tantalum, tin, titanium, zinc, zirconium, Acheson graphite, ATJ graphite, pyrolytic graphite, 875S graphite, 890S graphite, acetone, ammonia, and methane. For each of the materials recommended values are given over a wide range of temperature. AuthorElectronic Waste Emerging Health ThreatsU KumarD N DrSinghU. Kumar, Dr DN Singh, "Electronic Waste Emerging Health Threats", International Journal of Engineering Research and Development, vol. 9, Treatment of Copper and Aluminium-The Complex Step Before CastingBernd FriedrichChristoph KrĂ€utleinBernd Friedrich and Christoph KrĂ€utlein, "Melt Treatment of Copper and Aluminium-The Complex Step Before Casting", Proceedings of The International Conference on Continous Casting of Non-Ferrous Metals, Wiley-Vch, DGM,pp 3-22, KimiaProses Kimia", Jurnal Riset Industri, Vol pp. 113-121Vol 8 2014Reduksi Tembaga Dalam Limbah Cair Proses Etching Printing Circuit Board PCB Dengan Proses KimiaHandaru Bowo Cahyono Dan Nurul Mahmida ArianiHandaru Bowo Cahyono dan Nurul Mahmida Ariani, "Reduksi Tembaga Dalam Limbah Cair Proses Etching Printing Circuit Board PCB Dengan Proses Kimia", Jurnal Riset Industri, Vol pp. 113-121Vol 8 2014
tembaga digunakan sebagai bahan pembuat kabel listrik karena